Dingin malam itu kian terasa saat aku tiba. Lampu kota
seakan menyapaku hangat mengucapkan selamat datang. Hujan pun menemani
perjalananku dalam diam tanpa kegetiran sedikitpun. Pemandangan sepanjang jalan
tol malam itu membuatku tersenyum geli mengingat hal-hal yang telah aku
tinggalkan.
Kota ini punya cerita tentang kami. Tentang bagaimana kami
menghabiskan segelas teh hangat bersama. Tentang bagaimana tangis yang ia
tumpahkan saat perpisahan itu tiba.
Aku selalu menyukai keadaan malam Jakarta. Dengan hujan yang
cukup lebat dan jalan tol yang macet hingga berjam-jam. Ada cerita yang
dikisahkan dengan tulusnya hari itu. Cerita singkat yang menimbulkan perasaan
antara dua insan. Perasaan yang selalu menggebu dan menginginkan hal yang
lebih. Perasaan yang membawa kami semakin larut dalam lembaran cerita
berikutnya.
Cerita kami tak pernah usai. Layaknya lingkaran yang tak
berujung. Layaknya lagu cinta yang tak pernah menginginkan adanya akhir. Karna
kami sangat menikmati setiap jengkal hal yang kami lalui. Menikmati cinta yang
tumbuh antara kami. Merangkai mimpi sebanyak yang kami mau. Tertawa renyah
disetiap obrolan kecil yang kami buat.
Pernah ada tangis yang membanjiri tempat ini. Tangis yang
pecah begitu saja ketika ia memelukku. Ia memelukku hangat, sehangat teh yang kami
minum sore itu. Pelukkan selamat tinggal. Bahkan, aku masih bisa merasakan saat
tubuhnya mendekapku erat seolah tak merelakanku pergi.
Namun kini, aku telah kembali. Dan aku berjanji, tak akan
ada tangis dalam kisah selanjutnya.
Aku telah kembali dengan aku yang lain. Aku yang bisa kamu
banggakan. Aku yang lebih baik. Aku yang siap membuka tanganku lebar untuk
memelukmu lagi. Aku yang kamu inginkan. Dengan senyum dan pandangan yang lain. Senyum
yang lebih merekah dari hari kemarin. Karna penantian ini, tak akan sia-sia.
astria