Laman

Jumat, 27 Juni 2014

Kejora



Pria tinggi hitam manis dihadapanku ini memang kerap kali menjahiliku. Ia tak segan menjitak, menjambak bahkan memitingku. Dia lucu. Aku tahu. Tergolong culun. Aku tahu. yah entahlah mungkin karena kami terbiasa bersama akhir-akhir ini kami menjadi lebih dekat. Bukan bukan, bukan sebagai teman dekat. Hmm, mungkin h-t-s, oh bukan bukan, hanya teman. Teman.
Ok well, sekarang dari mana aku harus memulai? Jadi pria tinggi hitam manis ini mulai mendekatiku. Tentu saja dengan senang hati aku membuka diri. Dia baik, cukup tinggi, manis, pintar, dan cukup lugu. Tapi ada sesuatu yang keliru di sini. Dia telah memiliki kekasih.
Sering kali aku mengamati wajahnya. Memperhatikan bagaimana mata dan bibir tipisnya berbicara kepadaku. Sungguh tak bisa kupungkiri, aku luluh akan tatapan matanya. Matanya memang tidak tajam, tidak pula tegas seperti kebanyakan lelaki, tapi.. ohh.. sungguh memikat!!
Aku suka cara dia memikatku. Menatapku dalam-dalam dan berceloteh tentang apa saja sambil menunggu makanan datang. Saling memberi isyarat yah you-know-lah ketika sepasang lawan sejenis saling tertarik.
Namun kini, waktunya aku untuk mundur. Membiarkan wanita lain memilikinya seutuhnya. Sudah cukup kurasa untuk bermain-main dengannya beberapa waktu ini. Bukannya aku tak mau melanjutkan ini, sungguh mati aku mau. Namun aku hanya tak bisa. Tak mungkin kurasa untuk bersatu.
Biarlah cerita cinta ini tumbuh dalam angan-angan. Bahagianya, bahagiaku pula. Aku berjanji akan mendoakan yang terbaik untuknya.
Mungkin sekarang, aku memang belum bisa berbagi kasih dengannya, tetapi nanti, giliran aku dan dia yang akan bercerita.





astria