Laman

Senin, 01 Juni 2015

Jendela Fajar

Merpati Putih pernah singgah di depan jendela kita 
Kau pernah menitip cinta padanya
Beserta mawar putih segar yang baru saja kau petik
Bukan janji sesungguhnya yang ingin kau beri 
Hanya khayalan dimasa depan untuk ku kenang dengan seribu omong kosong yang kau beri
Aku pernah menerjang badai yang kukira adalah kita
Ada dan tiadanya cinta tak pernah kau permasalahkan
Jika kau tak mampu sendiri, mengapa harus aku yang kau jadikan sandaran?
Lihatlah, aku mulai merapuh
Tak ada lagi cinta yang menggebu-gebu
Kobaran api terus membakarku hingga meleleh
Dengan tangis dan darah yang mengalir
Segala ketulusan hati kini mulai berkhianat
Menertawakanku di ujung jalan beserta ajudan-nya
Melemparkan kerang hingga luka tak lagi terasa 
Hingga sedih dan tawa menjelma menjadi satu 
Biru tak lagi menghadang kita
Merah tak lagi berbondong-bondong sombong menerpa kita
Hijau-pun enggan untuk datang
Hitam kini siap untuk menyambut 
Menyambut kita di tempat baru yang kelabu dan gulita
Tempat yang tak pernah ingin kita bicarakan 
Sudah saatnya kita pergi dan meninggalkan persimpangan
Hadapilah ini,
Fajar


Astria