Laman

Jumat, 25 April 2014

Kertas Partitur

Kertas usang tua berisi coretan lamaku tercecer berantakan di lantai kelas bahasa Inggris. Sore itu, hanya lelaki kecil perawakan Jawa yang ada di dalam kelas. Ia tak peduli bagaimana raut wajahku yang kian mengkerut memelototinya. ipod silver di tangannya sangat menyorot perhatiannya. Aku tak pernah tahu ia atau bukan yang membuat tempat dudukku banjir akan kertas, tapi aku tetap menyalahkannya.
Keesokan harinya, semakin parah, kertas-kertas berisi partitur yang biasanya tersimpan rapih di dalam loker kini jatuh  berserakan di atas meja. Dan hanya ada lelaki itu di dalam kelas. Aku memarahinya dan menyalahkannya. Ia menatapku penuh rasa heran. Lalu ia pergi tanpa menghiraukan ocehan panjang-lebar yang aku lontarkan. Aku semakin geram di buatnya.
Hari-hari setelahnya kami bagaikan blok sentral dan blok sekutu. Kami saling bermusuhan dan tak pernah bersikap baik selayaknya anak kecil. Ya, baju putih-biru yang saat itu masih kami kenakan tak bisa berbohong akan sikap kami yang kekanak-kanakan. Insiden berebut tempat duduk dan perhatian guru-pun sering kali kami alami. Hingga satu saat, aku merasa bahwa hal ini sangat menyenangkan. Tiba-tiba saja hari-hari setelahnya aku ingin terlihat lebih manis dihadapannya. Kukenakan bando Pink yang selama ini ku anggap menjijikkan. Entahlah, ada perasaan gelisah dalam dada setiap kali akan bertemu dengannya.
Ia tak pernah tahu hubungan blok sentral-dan-blok sekutu ini mampu mengubah sikap, hati bahkan pikiranku terhadapnya. Aku mulai mencari tahu tentang kehidupannya. Mengintip lagu apa yang biasa ia dengarkan. Bahkan mencoba hal-hal yang ia geluti. sebisa mungkin aku berusaha agar tetap di dekatnya tanpa mendekatinya, berusaha menjaganya tanpa menjaganya.
Aku tetap menjaga jarak. Memperhatikan ia dari jarak 5 meter lebih baik daripada ia benar-benar berada disampingku. Bukannya aku tak percaya diri, namun aku tahu diri. Lagi pula, dengan begini aku bisa lebih leluasa memandanginya. Oh Tuhan, mengapa senyumnya begitu manis dibanding teh di sore hari? Kini aku benar-benar menggilainya. Mulai ada perasaan rindu menghampiri meskipun aku hanya mengaguminya dari jauh
astria