Laman

Rabu, 04 Desember 2013

Cerita Tentang Kita

Mata tajam tapi teduh. Senyum sinis tapi manis. Hidung mancung nan menggemaskan. Badan besar yang selalu membuatku ingin memelukmu. Entah mengapa semua itu sangat mengagumkan bagiku. Di saat setiap orang menghina dan mencelamu, aku ingin sekali membelamu yang aku sendiripun tak tau mengapa. Aku memang belum terlalu mengenalmu, tapi yang aku tau, aku menyukaimu!
Kamu terlalu terjebak dengan masa surammu itu. Aku dan kamu itu sama. Sama-sama di buang. Sama-sama di sia-siakan. Persamaan nasib, apakah ini kebetulan atau takdir belaka?
Kita pernah mencintai orang yang memang layak di cintai, dengan tulus dan tanpa adanya paksaan. Namun, itu tak berarti apa-apa bagi mereka. Kita hanyalah potongan kecil dari sekian banyak orang yang berada disekitar mereka.
Kita saling mengobati hati masing-masing tanpa sadar bahwa takdir membawa kita untuk bersama. Perasaan tak di duga yang kian menyelimuti hati kita. Saling melengkapi tanpa peduli adanya kekurangan dan kejanggalan tentang perasaan ini.
Kita mencoba memulai hal baru. Membuka buku baru dan menyimpan kenangan lama. Memulai segalanya dengan tawa menggelora.
Aku tak menyangka kedekatan kita membawa kita kedalam kisah cinta yang lebih baik. Ini sungguh di luar dugaan dan akal sehatku, secara sadar. 
Kita saling berusaha untuk menjadi lebih baik dan tidak mengulangi kesalahan bodoh lagi. Bukankah itu indah? Di cintai oleh orang yang kita cintai. Di kasihi oleh orang terkasih. Indah sekali bukan?
Sore itu, di kala mentari hendak tenggelam, aku melihatmu tersenyum menatap kamera yang sedang menyorotmu bersama seorang gadis, meskipun aku tau kamu tak menjatuhkan hati padanya. Sejak saat itu, ntah mengapa sebagian dari diri ini tak merelakan gadis manapun disisimu. 
Awalnya, aku hanya mengagumi sosokmu yang menurutku patut untuk di kagumi dan tak lebih. Bukan, bukan karena fisikmu yang sempurna, tapi karna kamu adalah kamu.
Diam-diam, aku sering memperhatikanmu. Mencoba mendekatimu, memberi sinyal-sinyal bodoh kepadamu. Dan kamu, tak menyadarinya sama sekali.
Aku ingat setiap hal-hal kecil yang kamu lakukan. Bahkan, aku masih ingat bagaimana kamu menggodaku dulu yang mungkin hanya gurauan belaka. Aku sengaja tak menanggapinya, karna sejujurnya, aku takut untuk menjatuhkan hati padamu. 
Kini, terselip namamu dalam setiap doaku. Aku sendiripun tak tau mengapa namamu menjadi selalu tersebut di setiap untaian doa. Bahkan mungkin namamu sekarang berada di list orang-orang yang wajib ku doakan.
Tak ada yang menyangka bukan tentang hubungan ini? Karna cinta tak bisa di prediksi. Begitu juga kita, membiarkan segalanya mengalir tanpa mencoba menebak masa depan.




astria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar