Laman

Minggu, 17 Mei 2015

Mirror

Kita adalah segelas teh manis hangat
Kau adalah butiran gula
Tentu saja aku gumpalan daun tehnya
Coba kau aduk dengan namamu
Coba kau mulai mengendus harum melatinya
Kau tak perlu menjadi pelayan
Mungkin kau ragu
Iya kau ragu.
Bahkan dalam balutan seragam putih abu yang mulai usang dan sempit
Kita pernah menjadi liar
Entah dalam arti baik atau buruk
Berhentila mengetuk-ngetuk
Kau boleh meneriakan nyanyian hujan
Dengan atau tanpa payung
Tiupkan doamu pada api di atas lilin
Hembuskan namaku dalam doamu
Tahan nafasmu hingga gulita
Akankah kita berdiri di ujung sana suatu hari nanti?

Mungkin kita adalah segelas teh manis hangat
Yang lupa kau aduk dengan namamu
Yang tak pernah kau beri gula
Kita mungkin memang pelayan
Kau tak pernah ragu
Tidak.
Bahkan dalam lilitan kemeja biru muda yang tak pernah ingin kau miliki
Kita pernah menjadi liar
Entah dalam pengertian baik atau buruk
Teruslah mengetuk-ngetuk
Kita akan meneriakan nyanyian hujan
Dengan atau tanpa payung
Mari kita tiupkan doa pada kilatan api
Hembuskan sisa nafas yang selama ini kita simpan
Yakinkan aku kita akan berada diujung sana
Suatu saat nanti

Astria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar